Belajar Bangga Pada Diri Sendiri, Beserta Kekurangannya

![]() |
Belajar Bangga Pada Diri Sendiri, Beserta Kekurangannya. (Sumber: Unsplash/Content Pixie) |
Bagi banyak orang, merasa bangga pada diri sendiri dengan segala kekurangan yang ada merupakan hal yang sulit dilakukan. Setiap membuka media sosial, selalu merasa minder dan penuh kekurangan. Tapi, apa jadinya jika kita memilih untuk belajar bangga pada diri sendiri, beserta semua kekurangannya? Itulah pembelajaran seumur hidup yang saya terapkan sekarang.
Sama seperti kebanyakan orang, saya adalah orang yang selalu minder dengan orang lain. Pencapaian orang-orang yang terlihat baik di lingkungan sekitar kita atau media sosial selalu membuat kita mempertanyakan kapasitas diri kita. Sebaliknya, kita bisa dengan mudah membanggakan orang lain, dan orang lain bisa dengan mudah membanggakan kita.
Setelah membaca buku “Berani Tidak Disukai” karya Ichiro Kishimi, saya sadar bahwa kita semua berjalan di sebuah bidang datar. Kita berjalan masing-masing dan tidak bisa saling mengejar. Jika di bidang datar lain si A berada di depan, kita tidak akan bisa mengejarnya karena kita berjalan di bidang datar kita sendiri.
Salah satu pembelajaran yang mengena dari buku itu adalah soal belajar untuk bisa bangga dan menyukai diri kita sendiri. Dalam buku itu, kita diminta untuk bisa menyukai apapun yang ada dalam diri kita, termasuk segala kekurangan yang ada. Dengan begitu, kita bisa memaksimalkan segala potensi yang ada dalam diri kita.
BACA JUGA: Boro-Boro Pensiun, Generasi Sandwich Bisa Hidup Aja Udah Untung
Pernahkah kamu melihat orang yang kamu banggakan dan sukai, lalu tiba-tiba berkomentar atau memberi saran agar dia semakin baik? Tapi, kenapa kita sulit melakukan itu pada diri kita sendiri. Kita selalu saja memperhatikan apa kata orang, tapi sulit untuk bercermin dan mengatakan pada diri sendiri, “kamu bisa melakukannya.”
Menerapkan konsep Psikologi Adler yang ada dalam buku itu benar-benar sulit dan butuh pembiasaan. Tidak jarang saya berakhir dengan overthinking di malam hari karena kesulitan menyeimbangkan hati dan pikiran. Tapi, yang bisa saya lakukan cuma mencoba dan mencoba terus setiap hari.
Salah satunya adalah dengan menulis di blog ini. Setiap hari saya menyempatkan waktu menulis dan membagikan insight tentang menulis dan pandangan yang saya miliki. Semuanya saya lakukan di sela-sela pekerjaan lain yang sama-sama menulis, tapi fokusnya untuk mendapatkan pundi-pundi rupiah walau tidak seberapa.
BACA JUGA: Bisa Bikin Tulisan Lebih Hidup, Ini 5 Manfaat Membaca Novel Fiksi Bagi Penulis
Awalnya, saya kebingungan mencari tahu tentang apa sebetulnya yang bisa saya banggakan dan sukai tentang diri saya. Tetapi, ternyata seharusnya saya melihat dari point of view yang lebih luas. Saya adalah orang berdaya yang bisa membagikan manfaat lewat karya tulis, dan setiap ada yang membacanya, saya merasa bahagia dan bangga.
Meski terkadang saya masih punya rasa minder karena tentu masih ada yang lebih berdaya dan bermanfaat. Tetapi, memberi benih setiap hari sedikit demi sedikit lebih baik ketimbang berdiam diri dan meratapi hidup. Bagi saya, hidup ini seperti kanvas kosong dan kita sendiri yang harus melukisnya dengan berbagai warna.
Akhirnya, sedikit demi sedikit saya mulai menerima diri saya. Saya menerima segala kelebihan dan kekurangannya. Dan, saya mulai lebih sering berpikir dari sudut pandang orang kedua, seperti berbicara pada diri sendiri dan memberikan advice untuk saya kedepannya.
BACA JUGA: Tak Ada Salahnya Untuk Memulai Lagi Dari Awal
Jika kamu pernah mengalami posisi yang sama seperti saya, cobalah untuk mengenali lagi diri kamu sendiri. Tak ada salahnya untuk memulai lagi dari awalnya. Bahkan, tak ada salahnya untuk keluar dari tempat yang membuatmu sakit untuk membangun tempat yang nyaman untukmu.
Menulis lebih dari sekadar merangkai kata jadi kalimat, kalimat jadi paragraf, tapi sebuah proses olah pikir dan refleksi. Sebuah output dari pengalaman, proses belajar, dan memberikan pandangan baru bagi dunia. Dengan rajin menulis, saya bangga pada diri saya sendiri. Jadi, mulailah belajar bangga pada diri sendiri, beserta segala kekurangannya.