Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Utang Itu Menjebak!

Pernah meminjam uang untuk membeli sesuatu? Apakah apa yang dibeli itu mendesak atau tidak? Di sini, saya akan paparkan alasan kenapa utang itu menjebak kehidupan kita.

Saya pernah meminjam uang di salah satu platform pinjaman online untuk membeli suatu barang pada 2020. Itulah pertama dan terakhir kalinya saya meminjam uang.

Saat itu, saya berpikir dengan meminjam sekian juta, saya bisa melunasinya di akhir tahun dengan jumlah gaji saya. Tapi, di situ lah jebakannya.

Dengan hidup yang sangat random, kita lupa berpikir tentang kemungkinan buruk yang pasti terjadi di hidup kita. Ini sangat penting.

Kadang, kita lupa bahwa ada banyak hal buruk yang menanti kita. Dan, kita harus pandai menyiapkan backup untuk menangani hal buruk itu.

Di tengah-tengah cicilan, saya mendapatkan hal buruk; keuangan macet. Alhasil, saya harus membayar bunga di bulan berikutnya.

Tentu itu sangat mengesalkan dan malah membuat keuangan semakin boros. Meskipun sudah lunas, tetapi pelajarannya akan selalu diingat.

Dari pengalaman saya itu, kini saya tidak pernah meminjam uang. Jika ingin membeli sesuatu, lebih baik menyisihkan uang terlebih dahulu. Itu jadi salah satu prinsip manajemen finansial saya.

Utang Itu Menjebak!
Foto oleh Monstera Production via Pexels

Dengan begitu, saya tidak perlu khawatir dengan beban cicilan yang muncul tiap bulan. Sebab, hal itu hanya membuat saya hidup gaji ke gaji.

Utang itu merupakan hal yang menjebak. Kadang, ketika melihat barang yang bagus sedikit, kita bisa mencari 1000 alasan untuk menyebut itu sebagai kebutuhan.

Padahal, jika kita mencari alternatif lain, kebutuhan itu bisa ditangani dengan hal lain yang sebenarnya sudah kita punya.

Misalnya, seseorang yang bekerja sebagai desainer grafis pemula bisa melakukan pekerjaannya dengan santai menggunakan HP.

Tetapi, jika nafsu kita yang membolak-balikkan fakta bahwa untuk bekerja sebagai desainer grafis butuh iPad, tentu kita akan mencari cara agar bisa mendapatkannya.

Punya utang juga malah membuat banyak sektor di kehidupan kita terbengkalai. Terlebih, bagi mereka yang sudah berkeluarga dan memiliki anak.

Misalnya, si A punya utang ke si B, sementara si A harus memenuhi kebutuhan keluarganya yang pasti tidak sedikit.

Kewajiban si A memenuhi keluarganya, tidak serta menghapuskan kewajibannya membayar utang ke si B. Karena, jelas utang harus dibayar.

Otomatis, si A harus bisa memenuhi keduanya, yang hal itu malah membuat keuangannya semakin menipis dan mencekik kehidupannya.

Beruntung jika si B merupakan orang yang tidak galak dan santai-santai saja dengan menanti si A bayar utang. Tetapi, jika si A tidak menyisihkan dan mencicilnya sedikit demi sedikit, inilah jebakannya.

Tidak membayar utang dan menunggu agar uangnya terkumpul itu hanyalah ilusi. Cara terbaiknya adalah membayar utang walaupun cuma Rp1.

Dengan begitu, beban akan terus berkurang setiap harinya. Tidak menumpuk. Tidak membuat stres berkepanjangan dan membuat rambut rontok

Intinya, utang itu menjebak. Kalau ingin hidup tentang jangan punya utang, tapi punya banyak piutang. Dan, sekarang, piutang saya lumayan banyak menyentuh angka jutaan. Jadi, tinggal nagih, hehehe.

Cheers!

keuangan Opini uang utang
Muhammad Afsal Fauzan S.
Muhammad Afsal Fauzan S.
Suka nulis dan suka teknologi. Seneng ngomongin pengembangan diri, kerjaan, dan kepenulisan. Betah-betah di sini, ya.
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar