Cara Belajar Mengendalikan Emosi, Langkah Praktis Untuk Mencapai Kedamaian

Di luar sana, banyak orang mencari cara belajar mengendalikan emosi dalam menghadapi berbagai masalah hidup. Terkadang, emosi kita muncul di luar kendali, sesuai kejadian-kejadian yang hadir dalam hidup kita.
Mengendalikan emosi, masuk ke dalam kecerdasan emosional. Menurut Goleman dalam Ni Nyoman Martianingsih (2019), kecerdasan emosional adalah kemampuan untuk memotivasi diri sendiri dan bertahan menghadapi frustasi, mengendalikan dorongan hati dan tidak melebih-lebihkan kesenangan, mengatur suasana hati agar beban stres tidak melumpuhkan kemampuan berpikir, berempati, dan berdoa.
Cukup berat, bukan? Mengendalikan emosi bukanlah perkara mudah, cara belajar untuk mencapainya pun cukup sulit dan butuh effort lebih. Konsistensi dan pembiasaan menjadi kunci dalam mempelajari dan menanamkannya dalam diri kita.
Pengaruh Kecerdasan Emosional Terhadap Kehidupan
Kecerdasan emosional memiliki banyak pengaruh terhadap kehidupan seseorang. Bagi saya sendiri, mampu mengendalikan emosi bisa membuat hidup lebih damai dan berpikir lebih jernih. Terlebih dalam menghadapi masalah.
Beberapa waktu lalu, saya mengalami musibah dalam hal finansial. Tetapi, karena mampu mengendalikan emosi, saya bisa tenang dan mencari jalan keluar sesuai dengan rencana yang saya rancang sendiri.
Selain itu, kecerdasan emosional membantu saya dalam menjaga mood agar tetap baik dalam berkarya dan bekerja. Sehingga, saya tetap produktif dalam berbagai situasi yang menghadang.
Alhasil, saya bisa tetap hidup santai, berakitivitas seperti biasa, meskipun telah kehilangan uang yang cukup besar. Tentu, hal ini tidak bisa saya capai dengan singkat. Untuk bisa mengendalikan emosi, saya harus menggunakan berbagai cara belajar yang nantinya akan saya jelaskan di bawah.
Dalam salah satu penelitian, kecerdasan emosional sangat berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Alhasil, mengendalikan emosi pun bisa mempermudah berbagai pekerjaan, baik formal maupun non-formal.
Penelitian lainnya menjelaskan, emosi bisa mempengaruhi perilaku siswa, prestasi belajar siswa, dan pengambilan keputusan. Kemampuan mengendalikan emosi sangat dibutuhkan oleh siswa agar siswa bisa mengendalikan perilaku yang menyimpang, meningkatkan prestasi belajar, dan mengambil keputusan dengan baik.
Dari berbagai penjalasan di atas, artinya sangat penting untuk kita mampu mengendalikan emosi dan belajar tentang cara meningkatkan kecerdasan emosional. Dengan begitu, kita bisa mencapai taraf hidup yang lebih baik dari sekedar kecerdasan intelektual.
Cara Belajar Mengendalikan Emosi
Soal cara belajar mengendalikan emosi, ada beberapa teknik yang bisa kita lakukan. Dalam sebuah jurnal yang saya baca, ada salah satu teknik yang menarik perhatian saya, yaitu Displacement. Metode ini, sepertinya selalu saya pakai dalam beberapa situasi.
Cara mengendalikan emosi dengan metode Displacement artinya kita mengalihkan energi emosi ke dalam bentuk aktivitas positif yang lain. Nah, metode ini pun memiliki tiga cara yaitu katarsis, rasionalisasi, dan kalimah toyyibah. Ketiga cara ini pun pernah saya pakai.
Pertama, Katarsis. Katarsis adalah istilah yang mengacu pada pelampiasan emosi atau pengalihan perasaan atau emosi kepada aktivitas positif yang lain. Artinya, jika Anda sedang marah, emosi itu bisa dilampiaskan ke dalam hal lain.
Bagi saya pribadi, bernyanyi atau menulis merupakan cara terbaik dalam melampiaskan emosi. Tentu, bagi setiap orang preferensinya akan sangat berbeda. Jadi, pastikan Anda memiliki pengalihan yang baik dalam menyalurkan emosi.
Kedua, Rasionalisasi. Sesuai namanya, cara mengendalikan emosi yang satu ini adalah mempersepsikan suatu kejadian yang tidak mengenakan dengan suatu persepsi yang positif. Singkatnya, Anda berpikir positif terhadap suatu kejadian yang menimpa hidup Anda.
Misalnya, jika Anda kehilangan uang di jalan, Anda bisa mencoba berpikir positif dengan menganggap bahwa hal itu adalah penggugur dosa di masa lalu. Selain itu, Anda juga bisa berpikir bahwa kejadian itu membawa pelajaran terbaik dalam hidup.
Ketiga, Dzikrullah. Berdzikir mampu meredam emosi negatif dalam diri seseorang. Cukup dengan menyebut nama-nama Allah saat sedang sedih, marah, bahkan saat bahagia sekalipun. Saya biasa melakukannya saat sedih dan marah, tetapi saat bahagia, Anita yang selalu mencontohkannya pada saya.
Umumnya, saya menggunakan dzikir sebagai langkah pertama dari langkah-langkah yang lain. Hal ini terbukti ampuh untuk menenangkan saya dalam berbagai situasi dan menjadikan saya bisa berpikir lebih jernih.
Kesimpulan
Dari pembahasan cara belajar mengendalikan emosi di atas, bisa dibilang untuk melakukannya tidaklah mudah. Akan tetapi, jika kita gigih dan konsisten dalam melatihnya, tentu itu bisa menjadi kebiasaan yang baik untuk hidup kita.
Jangan sampai kita baru mencoba sehari- dua hari sudah menyerah, pastikan Anda melakukannya secara konsisten, terus menerus sampai terbiasa. Hanya dengan begitu, kebiasaan positif akan merasuk dalam diri kita, salah satunya adalah memupuk kecerdasan emosional. Semoga bermanfaat.