Satu Tahun Gempa Cianjur, Trauma yang Belum Usai

Satu tahun yang lalu, 21 November 2022 sekitar pukul 13.21, gempa bermagnitudo mengguncang Kabupaten Cianjur. Saya sedang berada di rumah saat itu, bersama mama.
Merasakan guncangan hebat, saya berlari dari ruang TV ke luar. Mama yang sulit berjalan, saya tarik agar bisa keluar rumah.
Namun, atap teras rumah saya ambruk. Saya pun berupaya melewati reruntuhan sambil melihat rumah di seberang sudah hancur lebur.
Semua warga keluar rumah. Kebingungan. Entah apa yang harus dilakukan setelahnya. Kakak saya mendirikan tenda di lahan miliknya, warga pun duduk di sana.
Dengan ancaman gempa susulan yang belum berakhir. Saya memberanikan diri memasuki rumah untuk membawa beberapa botol minuman di kulkas. Sekaligus mengamankan laptop saya.
Hari semakin gelap. Malam hari kampung saya sudah seperti kota mati. Tiada listrik, tiada cahaya. Hanya ada teriakan dan suara sirine ambulans yang remang-remang.
Jalanan dipenuhi orang-orang yang ingin bertemu sanak keluarganya. Berharap nyawanya masih ada dan berkumpul bersama.

Rasanya baru kemarin kejadian itu memberi trauma, kini sudah setahun sudah setaun berlalu. Bayangan-bayangannya masih ada. Masih membekas.
Kini di kampung saya kehidupannya sudah normal. Tetapi tidak di daerah yang lain, dari berita yang saya baca dan tulis, ternyata masih ada yang tinggal di tenda.
Rasanya miris dan kecewa. Setahun berlalu, tetapi masih ada yang menderita akibat bencana. Semoga bisa selesai.
Membayangkan ratusan nyawa yang melayang akibat reruntuhan, longsor, dan penyakit, membuat saya selalu terjaga setiap malam.
Trauma gempa Cianjur masih terasa meskipun sudah satu tahun berlalu. Saya masih merasa takut terhadap getaran.
Bahkan, apabila ada truk yang melintas depan rumah, getarannya bisa membuat saya terdiam terpaku. Masih sangat membekas.
Refleksi satu tahun gempa Cianjur bukan cuma tentang mitigasi, tetapi juga kemanusiaan. Dari bencana ini, saya melihat banyak sifat asli manusia.
Dari kejadian ini saya belajar, manusia hanya titik kecil di alam semesta ini. Tidak ada apa-apanya. Jadi, sudah sepatutnya kita tahu diri dan tidak merasa jumawa.
Cheers!