Sulitnya Mengembalikan Kepercayaan Orang Lain

![]() |
Emoticon marah di iPhone. (Pexels.com) |
Hai semuanya! Hari ini gue mau cerita tentang satu masalah yang cukup sensitif, yaitu sulitnya mengembalikan kepercayaan orang lain. Gue pernah kecewa dengan salah satu temen gue yang selalu ninggalin gue ketika udah janjian, bahkan sampai dua kali. Yang pertama katanya ada urusan mendadak, yang kedua karena masalah temen-temennya.
Gue udah nggak sabar dengan kelakuan dia yang bikin gue kecewa dan kesal. Dia emang kayak merasa bersalah dan minta maaf, tapi bagi gue itu belum cukup. Gue merasa seperti dia nggak menghargai waktu dan komitmen yang dia udah buat dengan gue. Kalo nanti gue janjian sama dia, gue pasti khawatir hal yang sama kejadian lagi.
Tapi, yang bikin keselnya lagi, gue itu udah effort banget buat dia. Gila! hujan aja gue bersedia datengin dia. Apalagi tiap ketemu, mana ada gue mainin HP tiap ngobrol? Tapi sekarang, yang jelas, gue pasti males kalo dia minta ketemu lagi. Gue pasti cuma baca WA dia karena sebenarnya hati gue nggak bisa tenang. Gue mulai meragukan kata-katanya dan gue jadi sulit mempercayai dia lagi.
Beberapa temen gue bilang kalo gue harus memberikan kesempatan kedua buat dia, tapi gue masih merasa ragu dan takut kecewa lagi. Tapi, gue merasa seperti dia belum bakal berubah dalam waktu dekat dengan perilakunya itu. Padahal, setiap janjian, gue selalu pastiin agenda gue aman, dan terencana agar setiap komitmen itu nggak keganggu.
Memang sulit untuk mengembalikan kepercayaan orang lain setelah kecewa. Tapi, kalo seseorang udah meminta maaf dengan tulus dan niat untuk memperbaiki kesalahannya, kita harus memberikan kesempatan kedua. Namun, kalo orang tersebut nggak punya niat untuk memperbaiki perilakunya, maka kita nggak perlu terus memaksakan untuk mempercayainya lagi.
Dalam situasi seperti ini, kita perlu belajar untuk mempercayai diri sendiri dan menghargai waktu serta komitmen yang udah kita buat. Kita harus berani mengatakan tidak ketika seseorang nggak bisa diandalkan atau nggak memperhatikan perasaan kita.
Jadi, intinya adalah sulit mempercayai orang lain setelah kecewa. Tapi, kalo orang tersebut benar-benar mau memperbaiki perilakunya, kita harus memberikan kesempatan kedua. Namun, kalo dia tetap sama dan nggak memperbaiki dirinya, maka nggak perlu terus memaksakan untuk mempercayainya lagi. Hargai waktu dan komitmen lo, dan jangan takut untuk mengatakan tidak.