Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Mungkin Kita Nggak Perlu Keluar dari Zona Nyaman, Tapi Ngebenerin Isi di Dalamnya

Banyak yang mengira kalau lama-lama berada di zona nyaman itu mandek. Padahal nggak selama zona nyaman itu mengerikan dan negatif.
Mungkin Kita Nggak Perlu Keluar dari Zona Nyaman, Tapi Ngebenerin Isi di Dalamnya
Mungkin Kita Nggak Perlu Keluar dari Zona Nyaman, Tapi Ngebenerin Isi di Dalamnya. (Pexels/Christina Morillo)

Banyak motivator yang minta kita buat keluar dari zona nyaman. Frasa ini sudah kayak mantra umum yang dilontarkan pada generasi muda. Banyak yang mengira kalau lama-lama berada di zona nyaman itu mandek. Padahal nggak selama zona nyaman itu mengerikan dan negatif.

Membedakan Zona Nyaman dan Zona Mandek

Masih banyak orang yang belum paham tentang apa itu zona nyaman. Zona nyaman artinya zona ang aman, familiar, dan stabil. Aman dari ancaman, familiar karena sudah dikenali, dan stabil tanpa fluktuasi berlebihan. Sangat aneh bukan kalau kita meninggalkan zona itu?

Banyak yang menganggap zona nyaman itu mandek. Padahal, zona mandek punya arti berbeda, yaitu zona yang nyaman tapi tidak berkembang. Zona ini familiar sama kita, tapi kita merasa tidak ada perubahan apa-apa. Nah, zona ini sebenarnya yang perlu diwaspadai.

Zona mandek malah bikin kita stres, burnout, dan kehilangan arah. Itu yang saya rasakan dulu sampai harus banting setir jadi buruh pabrik. Tapi, akhirnya malah stres dan balik kembali ke bidang kreatif. Dan, untuk menyelamatkan zona nyaman itu, saya akan jelaskan caranya di bagian selanjutnya, ya. 

Faktor Emosional dan Psikologis

Zona nyaman ini tidak selamanya buruk. Kenyamanan, malah bisa membangun rasa aman dan kepercayaan diri. Jika kita bekerja di bidang atau tempat yang sudah dianggap zona nyaman, maka pekerjaan itu akan lebih mudah dan efektif. Bukan tidak mungkin kalau berkembang, karir akan semakin melesat lagi.

Malah, dengan stay di zona nyaman itu bisa memperkuat pondasi sebelum naik level. Ini yang saya baru sadari. Ketika berada di bidang kreatif, yang harus saya lakukan bukan berpindah, tetapi berkembang. Soalnya, waktu itu saya sudah merasa sangat mandek.

Pekerjaan yang saya jalani stagnan, penghasilan ikut stagnan, skill juga sama. Setelah resign jadi buruh pabrik, akhirnya saya sadar bahwa saya harus berada di zona ini. Namun, dengan strategi yang lebih matang lagi. Supaya, saya bisa lebih berkembang di zona nyaman ini.

BACA JUGA: Cara Saya Hidup Sebagai Freelancer Tanpa Goyah Secara Finansial

Tumbuh Tanpa Lompat

Saya memutuskan untuk kembali ke zona nyaman dan mencoba menumbuhkannya lagi. Betul, saya belajar skill baru selain menulis. Saya belajar desain grafis lebih dalam, editing video lebih mahir, sampai belajar coding ke tingkat advance. Hasilnya memang belum terasa, tapi saya yakin bakal ada.

Nggak cuma itu, saya pun membuat sistem dalam diri tentang kebiasaan menulis. Saya menambah produktifitas dan meningkatkan kreatifitas. Hasilnya, saya lebih banyak mengirimkan naskah ke berbagai media. Klien yang order artikel ke saya juga lebih stabil sekarang.

Saya pun mulai memperbaiki portofolio kreatif saya. Berbagai desain yang saya buat saya rapikan, hasil tulisan saya sortir, dan media sosial lebih aktif. Bagi saya, upgrade dari dalam lebih baik daripada lompat keluar. Dan, ini berlaku juga buat kamu yang sedang berada di zona mandek.

Menemukan Zona Berkembang yang Nyaman

Akhirnya, saya nyaman berada di dunia kreatif. Saya nyaman meramu strategi dan berpikir tentang karya saya. Bahkan, akan selalu ada ide bisnis yang muncul jika kita nyaman dengan zona tersebut. Seperti saya yang sedang menyiapkan produk digital. 

Bagi saya, zona berkembang yang nyaman itu bukan soal keluar, tapi soal memperluas. Saya memperluas ilmu kreatif dari menulis, ke desain, ke video, ke programming. Semuanya saya lakukan bertahap. Dengan begitu, peluang-peluang di masa depan bisa tercapai.

Zona nyaman itu bukan musuh, tapi kalo zona kita mandek dan stagnan, itu baru musuh. Yang harus kita lawan bukan zona nyaman, tapi rasa mandek dan stagnan yang ada dalam hidup kita. Dengan mengembangkan diri lebih luas, nggak ada yang nggak mungkin. Saya aja bisa, masa kamu nggak?

Daily Life
Muhammad Afsal Fauzan S.
Muhammad Afsal Fauzan S.
Suka nulis dan suka teknologi. Seneng ngomongin pengembangan diri, kerjaan, dan kepenulisan. Betah-betah di sini, ya.
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar