Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Bisakah AI Menggantikan Penulis?

Gencarnya perkembangan teknologi AI menimbulkan pertanyaan seperti, bisakah AI menggantikan profesi penulis? Di sini saya akan jabarkan.

Gencarnya perkembangan teknologi AI menimbulkan pertanyaan seperti, bisakah AI menggantikan profesi penulis? Di sini saya akan jabarkan berdasarkan pengalaman.

AI atau kecerdasan buatan sudah digandrungi selama beberapa tahun terakhir. Apalagi, semakin ke sini, semakin banyak platform AI dengan berbagai fungsinya.

Akan tetapi, AI tidak serta merta menggantikan profesi yang ada. Sebab, AI tidak memiliki kreatifitas seperti manusia sesungguhnya.

Data yang dimiliki AI diberi oleh manusia juga. Mereka hanya mengolah ulang data tersebut seolah menjadi data yang baru. Padahal, tidak.

Kita sebagai manusia tidak boleh merasa bahwa teknologi akan menggantikan kita. Sebab, pencipta AI pun jelas manusia juga yang sama seperti kita.

Yang harus kita lakukan adalah beradaptasi dan belajar dengan perkembangan yang ada. Jika tidak begitu, jelas akan tertinggal jauh.

AI yang cukup digandrungi sekarang adalah ChatGPT. Kini, muncul Image Creator dari Bing yang tidak kalah populer karena gaya Disney Pixar-nya.

Bisakah AI Menggantikan Penulis?
Ilustrasi ChatGPT. (dokumen pribadi)

Apa yang kita lihat memang seolah teknologi ini tidak memiliki kekurangan. Tetapi, ada satu-dua hal yang tidak bisa digantikan oleh manusia.

Pertama, personalitas. Manusia memiliki personality yang unik. Misalnya, kita memerintahkan AI untuk membuat cerpen. Tentu hasilnya akan monoton.

Namun, jika manusia yang membuat cerpen. Pasti akan sangat unik, personal, dan berkarakter. Coba bandingkan gaya tulisan Tere Liye dan Boy Candra pasti berbeda.

AI juga tidak bisa menulis artikel sejarah yang komprehensif. Sementara manusia, bisa membuat tulisan itu hidup dan lebih berwarna.

Sekarang, soal gambar. Buat yang sudah menggunakan Bing Image Creator, pasti pernah merasa bahwa hasil yang ditunjukan tidak sesuai keinginan.

Nah, manusia bisa memenuhi itu. Sisi personal manusia bisa memahami apa yang diinginkan. Jadi, seniman ilustrasi digital pun jelas tidak akan kalah dengan AI.

Kedua, perasaan. AI tidak memiliki perasaan seperti manusia. AI tidak bisa menulis puisi dengan majas dan diksi mendalam seperti Sapardi Djoko Damono.

Selain itu, AI juga tidak memilki sisi humor yang relevan. Coba perintahkan AI membuat materi stand up comedy, hasilnya pasti jelek!

Para komika memiliki skill menulis yang oke, perasaan, sisi humor, dan karakter yang juga bagus. Tidak bisa dibandingkan dengan AI.

Jadi, bisakah AI menggantikan profesi penulis? Jawabannya, tidak! Yang harus kita lakukan adalah belajar dan terus belajar hal baru.

Dengan begitu, kita bisa memanfaatkan skill yang kita punya. Mempertunjukan bakat kita, karya kita, ke dunia luar.

Sebagus-bagusnya karya, pasti ada yang nyinyir. Dan, seburuk-buruknya karya, pasti ada yang menikmati. Jadi, tetaplah belajar dan berkarya.

Cheers!

Opini
Muhammad Afsal Fauzan S.
Muhammad Afsal Fauzan S.
Suka nulis dan suka teknologi. Seneng ngomongin pengembangan diri, kerjaan, dan kepenulisan. Betah-betah di sini, ya.
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar