Situs Judi Online Juga Butuh Penulis

Saya sudah menekuni dunia freelance content writing dan copywriter sejak lama. Dan, dari sana saya baru tahu kalau situs judi online juga butuh penulis konten.
Ketika pertama memulai bisnis ini, ada beberapa klien yang meminta saya menulis konten untuk situs judi online. Namun, jelas selalu saya tolak.
Bahkan, sampai saat ini, masih ada juga calon klien yang order tapi untuk situs judi online. Dari sini saya berpikir, ternyata bisnis judi sangat prestisius.
Untuk meningkatkan jumlah anggota dan perputaran uang, mereka rela membayar penulis untuk membuat konten. Dan, ini jarang dilakukan oleh bisnis konvensional lainnya.
Banyak pengusaha yang membuat website tetapi tidak mengerti potensi copywriting dan penulis konten. Mereka cuma menganggap, postingan sosial media paling berpengaruh.
Bayangkan, situs judi saja yang gembar-gembor memasang logo di konten Instagram, tetap butuh penulis untuk situsnya. Ini membuktikan keseriusan mereka dalam berbisnis.
Dan, baru-baru ini saya mendapar pesan dari calon klien yang meminta saya menulis konten untuk situs judi online. Lagi-lagi saya tolak, tetapi dia tidak menyerah.
Aktivitas menulis saya setiap hari. (dokumen pribadi) |
Setelah saya tolak, dia meminta saya menulis tentang game online. Saya pun setuju, namun ketika dia mengirimkan brief, yang saya dapat bukan game online tetapi judi online.
Akhirnya saya abaikan pesan dari calon klien tersebut. Bukan apa-apa, jika saya mengiyakan untuk menulis tentang judi online, artinya saya mendukung praktik tersebut.
Biarkan uang orderan melayang, yang penting saya bisa tenang. Apalagi saya juga bukan pemain judi online, jelas saya akan agak sulit mencari referensinya.
Tapi, dari sini kita bisa melihat, ternyata bisnis judi online dikerjakan dengan serius. Lantas, mengapa kita yang berbisnis di hal baik tidak seserius itu?
Banyak UMKM yang tidak tahu potensi copywriter, banyak juga perusahaan yang tidak punya website. Rasanya, kita harus perbaiki sistem pendidikan kita.
Sebab, hal ini berasal dari sistem pendidikan kita yang tidak update. Bahkan, saat kuliah, saya tidak mendapatkan materi digital marketing yang lebih komprehensif.
Saya mendapatkan itu dari kursus online yang saya jalani. Semoga kita bisa belajar hal baik, meskipun itu dari tempat yang buruk.
Cheers!