Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Tips Mengubah Pengalaman Menjadi Tulisan Artikel yang Menarik

Simak tips mengubah pengalaman menjadi tulisan artikel yang menarik ini dan bagikan cerita-cerita seru di hidup kamu sekarang juga.
Tips Mengubah Pengalaman Menjadi Tulisan Artikel yang Menarik
Tips Mengubah Pengalaman Menjadi Tulisan Artikel yang Menarik. (Foto: Pexels/Judit Peter)

Pernahkah kamu berpikir untuk menuliskan pengalamanmu menjadi sebuah artikel? Jika pernah, apakah kamu sudah pernah melakukannya? Semua manusia di dunia ini punya pengalaman uniknya masing-masing, tapi ketika hendak dijadikan sebuah tulisan, pertanyaannya pasti "mulai dari mana, ya?". Nah, untuk memudahkan kalian, saya akan membagikan tips mengubah pengalaman menjadi tulisan artikel yang menarik.

Tapi, sebelum masuk ke tips utamanya, saya ingin kamu memikirkan pengalaman yang menarik yang pernah kamu alami. Apa pun itu. Mau itu pengalaman pakai gadget tertentu, pengalaman mengunjungi rumah nenek, dan lain sebagainya. Jika sudah, mari kita lanjutkan. 

Tips Mengubah Pengalaman Menjadi Tulisan Artikel

Tanpa berlama-lama, kamu langsung aja baca poin per poin yang ada di bawah ini. Pelan-pelan aja, siapkan kopi dulu dan catatan kamu, biar bisa langsung mempraktekannya.

1. Catat Poin-Poin Menarik dari Pengalaman Kamu

Langkah pertama untuk mengubah pengalaman menjadi tulisan artikel yang menarik adalah mencatat berbagai poin menarik dari pengalaman itu sendiri. Misalnya, adalah artikel saya di Terminal Mojok yang menceritakan pengalaman saya menggunakan iPhone 8 di tahun 2025. Di sana, poin menarik yang saya ambil adalah berbagai derita yang saya rasakan ketika pakai HP itu dan anggapan orang yang tetap menyebut saya orang kaya.

Biar saya contohkan. Ketika saya hendak menulis artikel tersebut, saya mencatat berbagai poin menarik dari pengalaman itu. Misalnya:

  • Harga iPhone 8 itu Rp1,7 juta tapi masih sering disebut orang kaya sama orang 
  • Baterainya boros dan ketergantungan terhadap powerbank membuat saya muak.
  • Sulit terintegrasi dengan gadget saya yang lain yakni tablet Android dan Chromebook.
  • Sudah banyak bug dan glitch karena RAM yang cuma 2 GB meski manajemen RAM iPhone terkenal bagus.
  • Akhirnya, cuma dipakai mendengarkan musik secara offline setelah saya beli HP Android baru.

Itu adalah contoh beberapa poin menarik dari pengalaman saya yang dijadikan tulisan di Terminal Mojok. 

Kenapa harus mencatat poin yang menarik dari pengalaman? Sebab, orang yang ingin membaca tulisan kamu tentu ingin mencari hal menariknya. Saya yakin, setiap pengalaman memiliki sisi menariknya masing-masing. Kalau ada cerita pengalaman yang kurang menarik, berarti si penulis belum menemukan poin menarik dari pengalaman dia. 

Nah, sekarang coba kamu buat catatan poin per poin menarik dari pengalamanmu yang ingin dijadikan sebuah tulisan.

2. Buat Alur dan Kerangka

Semua bentuk tulisan, mau itu artikel, cerpen, novel, sampai berita, membutuhkan alur dan kerangka. Tanpa kerangka, artikel pengalaman kamu akan acak-acakan dan poin-poin menarik yang sudah disiapkan tak tersampaikan dengan jelas. Alur dan kerangka ini juga membantu penulis agar artikel yang dibuat lebih to the point.

Saya beri contoh artikel yang sama seperti yang saya berikan di atas. Di sana, saya menggunakan kerangka sederhana layaknya sebuah cerita, yakni drama tiga babak. Drama tiga babak adalah kerangka tulisan yang terdiri atas Setup (pengenalan), kemudian Conflict (permasalahan), dan diakhiri dengan Resolution (penyelesaian).

Saya berikan contoh lagi. Berikut adalah kerangka yang saya pakai ketika menulis artikel pengalaman tersebut.

  •  Setup:
    • Awal mula beil iPhone 8
    • Kenapa beli iPhone 8
    • Gambaran awal masalah setelah setahun pakai iPhone 8
  • Conflict:
    • Yang istimewa menurut saya cuma ukurannya yang kecil
    • Baterai boros
    • Bug dan glitch
    • Sering disebut orang kaya
    • Sulit terintegrasi dengan gadget saya yang lain
  • Resolution:
    • iPhone 8 cuma dijadikan alat mendengarkan musik offline
    • Beli HP Android baru yang menjadi daily driver
    • Sarankan pembaca untuk jangan beli iPhone 8 di tahun 2025

Bagaimana? Sudah memiliki gambaran? Itulah sebabnya saya minta kamu untuk mencatat poin menarik dari pengalaman kamu karena itu akan masuk pada inti tulisannya. Lalu, sisa dari kerangkanya akan membantu kamu untuk menulis agar tidak bingung dan tetap to the point.

BACA JUGA: Menulis Membuka Banyak Pintu Rezeki

3. Jangan Fokus Pada KBBI

Tips mengubah pengalaman menjadi tulisan artikel terakhir adalah jangan fokus pada KBBI. Kebanyakan penulis pemula terlalu fokus pada pola penulisan yang harus sesuai KBBI. Saya bukan melarang penulis untuk tidak belajar KBBI yang baik dan benar, tetapi dengan mengesampingkan fokus ini, tulisan akan lebih jujur dan hidup.

Jadi, kapan harus belajar tata cara menuli sesuai KBBI? Ya, ketika artikel kamu selesai. Kamu bisa meminta bantuan AI untuk mengecek typo atau penulisan yang keliru dari artikel kamu. Kemudian coba baca ulang lagi hasil artikel kamu.

Lalu, apa alasan lainnya adalah supaya penulis bisa mengembangkan karakter tulisannya. Jika terlalu terpaku pada KBBI, karakter penulis bisa luntur dan kurang unik. Cukup fokus menulis layaknya sedang berbicara dan selesaikan. Jangan fokus terlalu banyak terhadap teknis, itu akan menyusul seiring waktu. Yang penting, tulisan kamu selesai dulu.

Nah, sampai sini sudah tergambar? Dengan tips mengubah pengalaman menjadi tulisan artikel di atas, kamu bisa menuliskan pengalaman apa pun dalam hidup kamu. Kamu bisa berbagi pengalaman dengan cara yang lebih unik dan menarik. Selamat mencoba.

Kalau kamu merasa artikel di blog ini bermanfaat, dukung saya dengan memberikan donasi di link Saweria

Tips Menulis
Muhammad Afsal Fauzan S.
Muhammad Afsal Fauzan S.
Suka nulis dan suka teknologi. Seneng ngomongin pengembangan diri, kerjaan, dan kepenulisan. Betah-betah di sini, ya.
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar