Mengapa Menulis Sebuah Kisah Peristiwa Sejarah Tidak Mudah?

Saya selalu menulis tulisan tentang sejarah, dan Anda bisa membacanya di Mojok.co. Tetapi, ternyata menulis tentang sejarah tidak semudah yang dibayangkan. Ada banyak hal yang harus dipertimbangkan ketika Anda ingin menulis sesuatu yang berhubungan dengan peristiwa masa lalu. Lantas, mengapa menulis sebuah kisah peristiwa sejarah tidak mudah?
Pertama kali saya menulis sesuatu yang berhubungan dengan sejarah adalah ketika saya diberi hadiah sebuah buku berjudul Dikotomi Kota Bandung. Buku itu saya dapatkan ketika mengikuti sebuah seminar daring yang digelar Universitas Suryakancana Cianjur.
Dalam buku itu, ada banyak hal yang menarik tentang Bandung, mulai dari sejarah suatu daerah sampai asal-usul penamaan suatu kecamatan di Bandung. Sungguh, buku itu sangat menarik, tetapi ketika pertama kali buku itu saya terima, saya jarang membukanya.
Saya baru membuka buku tersebut ketika kehilangan ide menulis untuk Mojok. Tentu, Anda pun tahu bahwa menulis untuk media alternatif tersebut, membutuhkan effort yang sangat besar. Seperti ide yang menarik, gaya penulisan yang segar, sampai hal-hal out of the box lainnya.
Tetapi, dengan buku tersebut, saya bisa menyingkap hal-hal yang belum banyak orang lain ketahui tentang Bandung, termasuk oleh saya sendiir. Akhirnya, saya memanfaatkan buku tersebut untuk menjadi referensi menulis tentang berbagai sejarah daerah-daerah yang ada di Bandung.
Hasilnya ternyata memuaskan, redaktur menyukai tulisan-tulisan saya, hingga akhirnya saya pun memutuskan untuk tetap menulis tentang sejarah dan horror untuk Mojok. Meski begitu, tetap ada kesulitan yang saya hadapi ketika menulis tentang sejarah. Berikut saya beberkan alasan mengapa menulis sebuah kisah peristiwa sejarah tidak mudah.
Mengapa Menulis Sebuah Kisah Peristiwa Sejarah Tidak Mudah?
![]() |
Foto: Pexels.com |
Ada beberapa hal yang menyulitkan ketika menulis tentang sejarah, namun dengan bantuan internet dan buku elektronik yang bisa kita akses secara gratis, seharusnya tidak jadi masalah berarti. Sebab, hanya dengan modal kemauan dan keahlian menulis, tentu segala hal bisa menjadi sedikit lebih mudah.
1. Referensi
Referensi jadi hal yang penting ketika kita menulis tentang peristiwa sejarah, sebab sejarah merupakan hal yang sudah terjadi di masa lalu. Bahkan, sebelum saya, Anda lahir. Maka dari itu, diperlukan referensi yang valid ketika kita hendak menulis tentang sejarah suatu hal. Salah satu referensi andalan saya adalah buku, namun sesekali saya pun menggunakan artikel internet, atau jurnal yang tersebar di internet.
2. Ketelitian
Menulis tentang sejarah butuh ketelitian, sebab jika salah bisa-bisa tulisan kita malah merubah fakta. Salah satu yang harus diperhatikan adalah nama orang yang terlibat dalam peristiwa, nama tempat, tanggal, tahun. Jika terjadi perdebatan dalam hal-hal tersebut, ada baiknya kita mencantumkan referensi tambahan sebagai penyeimbang sehingga tulisan seolah-olah menjadi validitas tertentu dalam penulisan artikel sejarah.
Beberapa hal di atas yang menjadi alasan mengapa menulis sebuah kisah peristiwa sejarah tidak mudah. Akan tetapi, jika kita menulis artikel sejarah dengan sangat teliti, hati-hati, dan tentunya tetap memperhatikan validitas referensi, bisa dikatakan artikel kita sudah cukup mumpuni.
Beberapa waktu belakangan memang saya sedikit jarang menulis artikel sejarah di Mojok karena banyak kesibukan yang menyita waktu. Akan tetapi, saya pun sudah menyiapkan beberapa ide dan referensi untuk bisa berkarya lebih banyak dengan tulisan-tulisan yang menarik. Apalagi, belakangan saya merasa gaya tulisan saya tidak berkembang, butuh banyak referensi agar saya bisa mengembangkannya.