Notifikasi
Tidak ada notifikasi baru.

Ketika Kunto Aji Masih Berhasil Menenangkan Mental Saya

Setiap hidup adalah masalah, dan masalah adalah hidup. Saya sudah lama menggunakan prinsip tersebut sebagai acuan dalam hidup, namun ternyata tidak semudah yang dibayangkan ketika masalah baru yang begitu berat bermunculan. Meskipun begitu, setidaknya ada banyak hal pula yang menguatkan saya, untuk tetap terus melangkahkan kaki ini, hingga cita-cita bisa berhasil dicapai.

September merupakan bulan yang sangat manis awalnya. Banyak hadiah mengejutkan yang saya dapatkan, dan itu tidak pernah saya duga akan sangat berhasil. Bisnis, finansial, pendidikan, segalanya berjalan sebagaimana mestinya, tanpa ada masalah yang berarti. Tentu, sebagai manusia, saya sangat senang menerima hadiah dari Tuhan tersebut.

Akan tetapi, ternyata saya terlalu terlena dengan hadiah yang Tuhan beri di awal September, dan lupa bahwa di balik kebahagiaan ada kesedihan. Akhirnya, menjelang akhir September, saya benar-benar jatuh tertimpa masalah yang cukup berat dalam hal pendidikan. Saya agak kesulitan dalam menjalani hari dan hidup dalam penuh ketidakpastian ketika masalah ini mencuat.

Benar-benar, mental saya hancur. Meski mungkin orang mengenal saya sebagai orang yang selalu tenang dalam menghadapi berbagai masalah, tetapi masalah yang datang bertubi-tubi dengan level yang tinggi malah makin membuat saya terpuruk. Berbagai cara saya coba selama seminggu terakhir, mulai mencari motivasi melalui YouTube, berkonsultasi dengan Psikolog, bahkan hampir saja menggunakan jasa curhat.

Kenapa jasa curhat? Pembaca sekalian, saya adalah orang yang tertutup terhadap keluarga saya sendiri. Mereka hanya tahu bahwa segala yang saya lakukan baik-baik saja. Tidak ada beban yang menimpa saya sama sekali, dan saya sengaja melakukan itu agar mereka tidak khawatir. Agar saya tidak lagi membebani mereka setelah belasan tahun merawat saya dari zaman sekolah.

Ada salah satu cara yang saya lakukan untuk bisa menenangkan diri, yaitu mendengarkan lagu. Akan tetapi, bukan lagu sembarangan, dan semua orang Indonesia pasti sudah bisa menyadarinya. Sesuai judul, saya mendengarkan lagu Kunto Aji di Album Mantra Mantra. Album itu sangat menenangkan karena konon katanya ada formula dalam pengaturan frekuensi yang bisa menenangkan jiwa manusia.

Ketika Kunto Aji Masih Berhasil Menenangkan Mental Saya
Cover Album Kunto Aji – Mantra Mantra. (Foto: pophariini.com)

Saya pun pernah merasakan ketenangan itu ketika album ini pertama kali dirilis pada 2018 lalu. Dan, kini saya mendengarkannya lagi, satu album full dan terus diputar berulang kali. Lirik dan alunan musik yang dibuat Mas Kunto, begitu saya memanggil dia, sangat berhasil memeluk hati sehingga membuat pikiran menjadi lebih tenang.

Efeknya pun bisa saya rasakan dalam hal lain, seperti pekerjaan yang awalnya terbengkalai bisa diselesaikan dengan tenang. Lagu di album ini benar-benar berhasil menenangkan mental saya yang awalnya begitu kalut menghadapi segala masalah yang datang bertubi-tubi.

Pembaca sekalian, mungkin saya kerap menyebut diri saya sendiri sebagai orang yang tidak ambil pusing dengan segala hal yang datang ke diri saya. Tetapi, saya adalah manusia biasa, sebelum saya melupakan dan tidak ambil pusing dengan masalah, tentu saya memikirkannya terlebih dahulu, bahkan sampai merenungkannya berkali-kali untuk mencari penyelesaian.

Seperti dulu, ketika saya menghadapi rasa takut mendengar notifikasi HP akibat bekerja dengan intensitas tinggi, album Mantra Mantra karya Kunto Aji ini benar-benar membantu saya untuk tenang dan berpikir. Setelah berkonsultasi dengan dokter, akhirnya saya memutuskan menonaktifkan notifikasi. Bahkan, beberapa waktu kemudian, saya mengundurkan diri dari perusahaan tempat saya bekerja, yang kini saya kembali di dalamnya dengan manajemen baru.

Lagu di album ini berhasil menyadarkan saya bahwa hal-hal yang ada di pikiran saya belum tentu terjadi atau bahkan tidak akan terjadi. Dan itu dibuktikan, pada 29 September kemarin saya di Bandung untuk menyelesaikan masalah ini. Meskipun, akhirnya penuh dengan ketegangan dan kecemasan, setidaknya masalah ini akan selesai satu per satu. 

Bahkan, saya menulis ini sambil mendengarkan lagu di album Mantra Mantra. Jika tidak mungkin saya akan langsung merasa cemas dengan masalah yang saya ingat tadi. Intinya, ada banyak hal yang saya pelajari dari berbagai masalah yang menimpa seminggu terakhir ini.

Meskipun demikian, saya tidak ingin menarik kata-kata saya; saya tidak ingin menemui teman sekelas saya di kampus setelah masalah ini selesai. Saya ingin menghentikan interaksi dengan mereka secara langsung, kecuali di sosial media. Bagi saya, yang terpenting untuk saat ini adalah menjaga diri saya agar tetap sehat dan bahagia.  

Daily Life
Muhammad Afsal Fauzan S.
Muhammad Afsal Fauzan S.
Suka nulis dan suka teknologi. Seneng ngomongin pengembangan diri, kerjaan, dan kepenulisan. Betah-betah di sini, ya.
Gabung dalam percakapan
Posting Komentar